AUTOEXPERTPRODUCTS — Jakarta – Industri otomotif Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Penurunan penjualan mobil terjadi sepanjang tahun ini, yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya keadaan pasar global yang juga berdampak di Tanah Air.
Bahkan, dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan tiga pabrikan besar otomotif asal Jepang, di Osaka juga dibahas terkait kondisi industri otomotif saat ini.
Salah satunya, adalah saat pertemuan dengan pihak Suzuki Motor Corporation, Menperin juga mendapat curahan hati terkait penurunan signifikan penjualan kendaraan niaga ringan di Indonesia. Suzuki menyatakan kekhawatirannya atas kondisi pasar yang menurun, yang berdampak pada produk andalan mereka seperti Suzuki Carry.
Namun, pihak Suzuki tetap berkomitmen mendukung pasar Indonesia dan menyambut baik arahan Menperin untuk tidak melakukan PHK.
Adapun pihak Suzuki yang hadir pada saat itu, yakni Masafumi Harano (Managing Officer Executive General Manager, Automobile Marketing Asia, Latin America and Oceania Suzuki Motor Corporation, Fumihiro Sakurai (Department Manager Indonesia Automobile Department Suzuki Motor Corporation), Minoru Amano (President Director PT Suzuki Indomobil Motor), serta Shodiq Wicaksono (Director PT Suzuki Indomobil Motor).
Menperin menanggapi hal itu dengan menyampaikan bahwa pemerintah sedang mengevaluasi berbagai kebijakan untuk merangsang kembali permintaan kendaraan niaga, termasuk melalui pembelian pemerintah daerah dan insentif fiskal untuk UMKM.
Sementara itu, pihak Toyota Motor Corporation dalam pertemuan tersebut, juga menyampaikan aspirasi penting kepada Menperin. Pihak Toyota meminta adanya relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk kendaraan hybrid.
Saat ini, beberapa varian hybrid Toyota seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross sudah mencapai TKDN di atas 40%, namun mereka mengusulkan agar regulasi TKDN untuk kendaraan elektrifikasi lebih fleksibel guna menarik investasi dan mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan.
Menperin menyambut positif usulan tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah terbuka untuk mendiskusikan relaksasi TKDN secara selektif dengan tetap menjaga arah kebijakan industrialisasi dalam negeri.
“Kami akan pelajari permintaan tersebut, karena prinsipnya kita ingin membangun industri otomotif nasional yang kuat namun juga kompetitif secara global,” ujar Menperin Agus.
Insentif LCGC Berlanjut Hingga 2031
Menperin Agus juga memastikan bahwa program insentif Low Cost Green Car (LCGC) akan terus dilanjutkan hingga tahun 2031. Hal ini bertujuan untuk menjaga keterjangkauan kendaraan bagi masyarakat serta mendukung transisi elektrifikasi secara bertahap.
“Program LCGC terbukti berhasil meningkatkan kepemilikan kendaraan masyarakat dan mendukung industri otomotif nasional. Oleh karena itu, insentif untuk LCGC akan kami lanjutkan hingga 2031,” pungkasnya.